ASTAGA !! Siswa SMP di Surabaya Dibully 3 Tahun, Lapor Sekolah Malah Dibentak
Diterbitkan Jumat, 13, Desember, 2024 by Korps Nusantara

JAKARTA – Seorang siswa SMP di Surabaya mengaku menjadi korban perundungan atau bullying oleh enam orang temannya selama tiga tahun terakhir. Ia mengalami kekerasan verbal, fisik, bahkan sampai ditelanjangi di muka umum.
Pengacara korban Johan Widjaja mengatakan korban sudah mengalami dugaan perundungan itu sejak massa orientasi. Ia kerap diolok-olok dengan sebutan binatang, dipukul, ditendang, diancam dengan pisau, hingga dipegang alat kelaminnya oleh para terduga pelaku.
“Pelaku itu mengatakan [korban] seperti babi, anjing, terus kemudian melakukan penganiayaan dengan memukul, menendang, itu dilakukan berkali-kali, yang parah itu saat di kolam renang itu kan ada acara (pelajaran) olahraga di Pasar Atom ditenggelamkan, ditelanjangi,” kata Johan, Jumat (13/12).
Karena terus dirundung, korban pun kerap tak masuk sekolah. Johan menyebut, kliennya bahkan sempat berencana akan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
“Jarang masuk pernah bolos sampai satu bulan penuh, mingguan, harian. Guru-guru juga sudah tahu pernah datang ke rumahnya juga, sering dicurhati dari awal,” katanya.
Johan menyebut, korban sudah sering melaporkan perundungan ini ke pihak sekolah. Tapi pihak sekolah tak menindak pelaku dan seolah membiarkan perundungan ini terus terjadi.
“Sudah dari kelas 1 [korban melapor ke sekolah], cuma enggak ada tindakan yang tegas, dari pihak sekolah sendiri malah membully. Saat melapor malah dimarahi dibentak, [pihak sekolah mengatakan] itu cuman bercanda,” ucapnya.
Tak hanya itu, berdasarkan penuturan kliennya, pihak sekolah bahkan sempat ingin menyuap korban Rp500 ribu agar mau berdamai.
“Pihak sekolah malah membully, juga mengancam tidak naik kelas bahkan sempat disuap juga untuk mencabut laporan tersebut Rp500.000. Tapi [korban] tetap menolak,”
Johan berharap, pihak sekolah mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah hingga guru bimbingan konseling (BK) dicopot dari jabatannya. Karena mereka dianggap membiarkan dugaan perundungan ini.
Johan mengatakan, korban juga sudah melaporkan kejadian ini ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sejak 11 Oktober 2024 lalu. Kasusnya pun sudah diterima dan teregistrasi dengan nomor LP/B/757/XII/2024/SPKT/Polres Pelabuhan Tanjung Perak/Polda Jawa Timur.
BACA JUGA:
Netizen Anggap Usman Ali SalmanTtak Beradab, Tertawa Ngakak Lihat Sunhaji Dibully, Ini Profilnya
Usman Ali yang Ngakak di Samping Miftah Minta Maaf: Saya Khilaf
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP M Prasetyo mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan dan memanggil sembilan saksi untuk dimintai keterangan.
“Kami sudah periksa sembilan saksi terkait kasus ini. Kami juga sudah melakukan pendampingan terhadap korban dengan menggandeng DP3APPKB,” kata Prasetyo.
Prasetyo menjelaskan, pihaknya baru mendapat laporan pengaduan itu pada 11 Oktober 2024 lalu. Setelah menerima laporan, polisi melakukan penyelidikan dan memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan secara bertahap.
“Hingga saat ini kami terus memproses dan menyelidiki laporan tersebut. Termasuk meminta keterangan pelapor, terlapor, hingga pihak sekolah setempat,” ucapnya.
Kini, Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak akan membawa korban ke psikiater untuk memeriksa psikologinya terkait dampak dari bullying.
“Kami akan lakukan pemeriksaan psikiatri pada korban terkait dampak psikologis yang dialaminya pasca perundungan,” ungkapnya.
Prasetyo memastikan pihaknya akan terus menindaklanjuti laporan itu. Apalagi, kata dia, kasus tersebut melibatkan anak di bawah umur.
“Kami juga berhati-hati dalam kasus ini agar tidak menyebabkan trauma pada anak,” katanya.(cnnindonesia)