Alasan Pembunuh Satu Keluarga Tak Habisi Anak Bungsu, Mengaku Kasihan Saat Berusaha Bergerak
Diterbitkan Selasa, 10, Desember, 2024 by Korps Nusantara
JAKARTA – Ternyata anak bungsu yang satu keluarganya tewas dibunuh paman di Kediri, Jawa Timur sengaja dibiarkan hidup oleh pelaku.Pelaku Yusa Cahyo Utomo (35) mengungkapkan alasan tidak menghabisi anak bungsu dalam tragedi pembunuhan satu keluarga di Kediri.Yusa Cahyo Utomo merupakan adik Kristina yang menjadi salah satu korban tewas.
Nyawa Kristina dihabisi bersama dengan suami dan seorang anaknya oleh adik kandungnya sendiri di dalam rumahnya di Dusun Gondang Legi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
Polisi pun telah menangkap Yusa Cahyo Utomo yang sempat melarikan diri ke Lamongan.
Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Fauzy Pratama mengungkapkan alasan Yusa tidak ikut menghabisi anak bungsu di keluarga tersebut.
Yusa mengaku merasa kasihan terhadap anak bungsu korban sehingga sengaja meninggalkannya dalam kondisi masih bernafas.
“Dia meninggalkannya dalam kondisi bernapas. Alasannya, dia merasa kasihan pada yang paling kecil,” ungkap Fauzy, seperti yang dilansir Tribun Mataraman.
Saat Yusa menghabisi nyawa para korban, dua anak di keluarga tersebut yakni, CA dan SM, terbangun.Yusa kemudian mengejar dan memukul CA di kepala, sementara SM juga dipukul.Namun saat kejadian, si anak bungsu SM ternyata masih bisa bergerak dan merangkak ke arah kamar tidur.
“Meski SM terluka parah, ia masih bisa bergerak dan merangkak ke arah kamar tidur,” tambah Fauzy.Melihat SM masih bergerak Yusa pun mengaku kasihan sehingga tidak menghabisi nyawa korban dan memilih kabur meninggalkan rumah tersebut sambil membawa harta benda.
Sebagai informasi, motif pembunuhan satu keluarga di Kediri yakni pelaku yang merupakan adik kandung Kristina, merasa tersinggung karena tidak diberikan pinjaman uang saat berkunjung ke rumah korban pada Minggu, 11 Februari 2024.
“Ini memicu pelaku untuk merencanakan tindakan kejam tersebut,” jelas AKBP Bimo Ariyanto, Kapolres Kediri.Pada Rabu, 4 Desember 2024, dini hari, Yusa kembali mendatangi rumah korban.Ia menunggu Kristina keluar menuju dapur, lalu menghabisi kakaknya menggunakan palu.
Agus yang mendengar teriakan istrinya pun keluar, namun juga menjadi korban.
Setelah memastikan ketiga korban meninggal, Yusa mengambil barang berharga, termasuk kamera CCTV, sebelum melarikan diri ke rumahnya di Lamongan.
BACA JUGA:
Pelaku Pembunuhan Keluarga Guru di Ngancar Kediri,Ditangkap Polisi, Tak diduga Pelaku adik Korban
Cerita Keji Calon Pendeta di Kediri Habisi Kekasih yang Hamil Saat Bercinta
SADIS !! Kejamnya Mahasiswa di Kediri Bunuh Janda Lalu Disemen Dalam Tong
Sebelumnya satu keluarga ditemukan tewas mengenaskan di Dusun Gondang Legi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Peristiwa mengenaskan itu terjadi Kamis pagi (5/12/2024).
Hal ini menyusul ditemukannya tiga orang dalam satu keluarga yang tewas dengan keadaan bersimbah darah. Sedangkan satu anggota keluarga lainnya, seorang anak berhasil selamat meskipun dalam kondisi kritis.
Seorang kerabat korban Supriono menjelaskan kronologi penemuan tiga orang tewas di rumah keluarganya itu. Supriono mengatakan awalnya dirinya mendapatkan informasi bahwa anggota keluarganya Agus Komarudin (38) sudah tidak mengajar sejak Rabu.
Supriono kemudian mendatangi rumah kerabatnya itu.
Setelah beberapa kali mencoba menghubungi Agus tanpa hasil, Supriono, salah satu anggota keluarga, memutuskan untuk membuka jendela kamar.
Ia terkejut menemukan bercak darah di atas kasur namun tidak berani masuk ke dalam rumah.
Kecurigaan semakin menguat ketika salah satu saksi melihat melalui lubang tembok kayu di dapur dan melaporkan adanya pemandangan mengerikan.
“Sebuah tangan tergeletak di lantai dapur yang diduga milik korban Kristiani (37), istri Agus,” ungkap Supriono.
Dilansir dari warta kora.Kejadian ini segera dilaporkan ke perangkat desa setempat dan diteruskan ke Polsek Ngancar. Setelah petugas kepolisian tiba, dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).Dua korban, Agus dan Kristiani, ditemukan tergeletak di dapur dalam kondisi berlumuran darah.
Sementara itu, anak pertama pasangan tersebut, CA, yang masih duduk di bangku SMP, ditemukan di ruang tengah dengan kondisi serupa. Anak bungsu mereka, SM, yang masih duduk di bangku SD, ditemukan terluka parah namun masih hidup. Ia segera dilarikan ke RSUD SLG untuk mendapatkan perawatan medis intensif.*