Batista Sufa Kefi Resmi Kembali Terpilih Sebagai Ketua Umum KOKPIT Periode 2025-2030
Diterbitkan Sabtu, 7, Desember, 2024 by Korps Nusantara
JAKARTA – Organisasi Masyarakat Komite Nasional Korban Politik Timor Timur (KOKPIT) menyelenggarakan kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) III di Hotel New Idola Jln Pramuka Raya Nomor 26 Jakarta Timur, Sabtu (7/12/2024)
Dalam Munas KOKPIT III ini secara aklamasi resmi kembali memilih Batista Sufa Kefi untuk kembali melanjutkan kepemimpinan KOKPIT sebagai Ketua Umum periode tahun 2025 – 2029.
Musyawarah Nasional KOKPIT III ini selain memilih Ketua Umum juga membahas sejumlah Program yang akan menjadi Program Kerja Kokpit 5 (lima) tahun ke depan.
Hadir dalam Munas III ini Ketua Umum Kokpit, Batista Sufa Kefi, Sekjen Kokpit, Joao Meko, Pendiri Kokpit Salatanning, Tokoh Eks Timor Timur Marselino Ximenes, pengurus DPW Kokpit dari seluruh Indonesia, pengurus DPD Kokpit, bersama sejumlah anggota dan tokoh-tokoh masyarakat.
Organisasi Kokpit adalah sebuah kelompok yang terdiri dari korban yang terjadi selama konflik di Timor Timur, terutama pada periode sebelum dan sesudah referendum kemerdekaan Timor Timur pada tahun 1999.
Kokpit dibentuk setelah Timor Timur lepas dari Indonesia pada akhir tahun 1999. Organisasi ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk memberikan dukungan kepada para korban kekerasan politik yang dialami selama konflik di wilayah Timor Timur.
Tujuan utama Kokpit adalah memperjuangkan hak-hak korban kekerasan politik, termasuk mendapatkan keadilan dan kompensasi atas penderitaan yang mereka alami. Organisasi ini juga berupaya untuk mengadvokasi perlindungan HAM dan mempromosikan rekonsiliasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
BACA JUGA:
Profil Basilio Dias Araujo, Pejuang Integrasi Timor Timur Maju Calon Wakiĺ Bupati Belu NTT
Eurico Guterres Tak Kenal Lelah Perjuangkan Nasib WNI Eks Timor Timur
Presiden Prabowo, Syafrie, H.B.L Mantiri, Veteran Seroja dan Kokpit
Kokpit terlibat dalam berbagai aktivitas, seperti memfasilitasi warga eks Timor Timur yang kehilangan hak kepemilikan tanah dan rumah serta harta benda lainnya di Timor Timur, mendokumentasikan kasus-kasus kekerasan, dan bekerjasama dengan lembaga-lembaga HAM baik di tingkat nasional maupun internasional. Kokpit juga mengadakan berbagai acara dan diskusi untuk meningkatkan kesadaran publik tentang kekerasan yang terjadi dan pentingnya keadilan bagi para korban.
Salah satu fokus utama Kokpit adalah memperjuangkan keadilan bagi para korban kekerasan politik.
Kokpit bekerja dalam situasi yang kompleks mengingat hubungan yang sensitif antara Indonesia dan Timor Timur pasca kemerdekaan. Mereka harus menavigasi antara tuntutan keadilan bagi korban dan realitas politik yang ada di Indonesia dan Timor Timur.***