MEDIA KORPS NUSANTARA

MEDIA KORPS NUSANTARA

Teks Amanat Pembina Upacara Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2024

Diterbitkan Selasa, 1, Oktober, 2024 by Korps Nusantara

Gambar Garuda ( foto istomewa

JAKARTA – Salah satu rangkaian upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2024 pada satuan pendidikan adalah pembacaan amanat oleh pembina upacara. Amanat ini biasanya berisikan pesan-pesan tentang nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara.
Oleh karenanya, di momen Hari Kesaktian Pancasila ini sebaiknya amanat disusun dengan tema yang sesuai. Misalnya motivasi kepada siswa-siswi untuk menjaga nilai-nilai dasar Pancasila sebagai dasar bangsa Indonesia.

Sebagai inspirasi, berikut detikSulsel telah menyediakan contoh teks amanat pembina upacara Hari Kesaktian Pancasila dari Kemdikbud RI. Simak, yuk!

Teks Amanat Pembina Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2024
Teks ini diambil dari pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nadiem Makarim pada Hari Kesaktian Pancasila tahun 2020. Berikut isi teksnya yang bisa dijadikan referensi:

Bismillahirohmanirohim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua
Om Swastiastu
Namo buddhaya
salam kebajikan
Rahayu

Saudara-saudari sebangsa dan setanah air, hari ini kita merayakan hari Kesaktian Pancasila. Di hari ini kita sebagai bangsa diberikan kesempatan untuk melakukan refleksi diri.

Kita mengenal Pancasila sebagai falsafah negara kita. Ideologi bangsa kita. Kita mengenal Pancasila sebagai akar yang menyambung masa lalu dan masa depan kita bersama.

Tapi apa arti Pancasila bagi kita dalam kehidupan sehari-hari? Apa makna dari sila-sila Pancasila bagi seorang pemimpin, seorang pekerja, seorang guru, seorang ibu dan seorang anak?

Di masa pandemi seperti sekarang mungkin terasa sulit membayangkan sisi positif dari bencana yang melanda. Karena pandemi ini, kita secara bersamaan mengalami krisis kesehatan, krisis ekonomi, dan krisis pembelajaran.

Tetapi, di saat sulit seperti ini, sila-sila Pancasila justru terlihat jelas mendarah daging di masyarakat kita.

Kalau kita melihat sekeliling kita dengan lebih peka, kita bisa melihat begitu banyak pahlawan Pancasila yang menyalakan lilin-lilin kemanusiaan di lingkungannya masing-masing.

Lilin Pancasila terlihat menyala dalam pengorbanan tenaga medis yang mempertaruhkan nyawanya setiap hari untuk menyelamatkan pasien Covid-19.

Kita melihat ribuan mahasiswa yang sudah kesulitan dengan tantangan pembelajaran daring, mencalonkan dirinya sebagai sukarelawan dalam penanganan Covid.

Lilin Pancasila terlihat menyala di dalam kepemimpinan di masa krisis. Kita melihat pemimpin-pemimpin di sektor pemerintahan dan swasta yang berani mengambil resiko dan bergerak cepat untuk meringankan penderitaan masyarakat.

Kita melihat ribuan pemilik usaha kecil yang mengorbankan labanya agar karyawannya tidak perlu dilepas walaupun pelanggan lenyap.

Kita melihat pemimpin umat di tempat-tempat ibadah yang menggalangkan dana untuk membantu rakyat yang agamanya berbeda dari dirinya.

Kita melihat lilin Pancasila menyala saat seniman-seniman se-Nusantara dalam kondisi ekonomi terpuruk masih menyelenggarakan pertunjukan seni secara daring untuk mengingatkan rakyat betapa indahnya kebhinekaan Indonesia.

Kita melihat lilin pancasila dinyalakan oleh guru-guru yang mendatangi rumah pelajar di daerah-daerah terpencil agar mereka masih bisa belajar.

Kita melihat lilin Pancasila menyala saat orangtua yang setelah seharian mencari nafkah, masih sempat membaca dan bermain dengan anaknya yang kesepian di rumah.

Pada hari ini kita mengingat sejarah kita dan betapa besar pengorbanan nenek moyang kita untuk bangsa ini.

Dan kalau kita melihat dengan saksama, kita bisa menyadari bahwa Kesaktian Pancasila terus mendarah daging di generasi kita.

Di masa krisis seperti ini, lilin-lilin Pancasila menerangi kegelapan di mana-mana.

Pandemi ini menantang negara kita dan menguji ketangguhan kita sebagai rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai pusaka negara Indonesia harus menyala di hati kita masing-masing. Dalam setiap perbuatan kecil dan besar yang bisa kita lakukan bagi sesama.

Selamat Hari Kesaktian Pancasila.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Om Shanti Shanti Shanti Om
Namo buddhaya

Sejarah Singkat Hari Kesaktian Pancasila
Dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Hari Kesaktian Pancasila dirayakan untuk mengenang peristiwa G30S PKI. Yakni peristiwa bersejarah yang membuktikan pengakuan dan penghormatan terhadap Pancasila.

G30S PKI merupakan pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dianggap sebagai upaya menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno. PKI dinilai berupaya mengubah ideologi negara yakni Pancasila menjadi komunis.

Melansir laman Pengadilan Agama Jombang, dalam menjalankan aksinya, mereka mengetahui bahwa para petinggi TNI AD berseberangan politik dengan mereka. Pasukan PKI pun berusaha menyingkirkan petinggi TNI AD dengan menculik dan membunuh beberapa di antara mereka secara tragis.

Seluruh rangkaian pemberontakan itu terjadi pada 30 September 1965 sehingga gerakan ini disebut G30S PKI. Untuk mengenang petinggi yang gugur secara tragis dalam pemberontakan, maka diperingatilah Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober yakni 1 hari setelah pemberontakan.

Namun, peringatan ini sebelumnya hanya dilakukan di kalangan TNI AD. Kemudian begitu Soeharto naik menjadi Presiden ke-2 Indonesia, diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967 tentang Hari Kesaktian Pancasila.

Berdasarkan keputusan tersebut, ditetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia. ( Detik )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *