Cerita Buku Diari Ungkap Pembunuhan Keluarga Pembantu Rektor di Surabaya
Diterbitkan Jumat, 6, September, 2024 by Korps Nusantara
SURABAYA – Ria Wijaya sekonyong-konyong kaget bukan kepalang sepulang menjemput anaknya sekolah sore itu. Baru saja ia masuk rumah dan menyalakan lampu, ia melihat banyak ceceran darah menuju dapur.
Ia lalu berteriak histeris setelah menemukan ibunya, Siti Aliyah telah tergeletak bersimbah darah di ruang dapur. Dari ceceran darah itu, Istri Syarief Wijaya, Pembantu Rektor salah satu kampus negeri di Surabaya itu juga menemukan Eva Dwi Ratnasari juga tewas.
Tak lama, warga perumahan yang berada di Gununganyar, Surabaya geger. Warga yang mendengar teriakan Ria segera berbondong-bondong mencari sumber suara.
Polisi yang mendapat laporan pembunuhan pada Selasa, 24 Agustus 2004 itu lantas datang ke lokasi dan melakukan olah TKP. Setelahnya, jenazah Siti Aliyah dan Eva dievakuasi.
Dari olah TKP itu, polisi mendapati uang dan ponsel milik Eva dinyatakan hilang. Tak hanya itu, polisi juga menemukan buku harian Eva dan memeriksa isinya.
Eva merupakan gadis yatim-piatu. Karena kedua orang tua perempuan 21 tahun itu telah meninggal sejak balita. Ia bersama kakak perempuannya, Rahmatiningsih Dian kemudian diasuh oleh keluarga pasangan Syarif dan Ria.
Dari informasi buku diary dan keterangan keluarga, polisi kemudian mencurigai pria bernama Haryo Saputro yang pernah menjadi kekasih Eva.Isi buku diary itu dibenarkan oleh kakak Eva bahwa Haryo memang pernah berpacaran dengan adiknya itu. Namun hubungan itu kandas. Haryo lantas berpacaran dengan perempuan lain yang berstatus janda anak satu.
BACA JUGA:
Komisi Yudisial Periksa Majelis Hakim PN Surabaya Vonis Bebas Ronald Tannur, Begini Penjelasannya
3 pesilat Disurabaya Rampas Motor Pengendara Yang Bandnya Bocor, Begini Kronologinya
Buntut Bebasnya Ronald Tannur PN Surabaya Di Seruduk Massa JusticeforDiniSera
Meski demikian, rupanya Eva ternyata masih mencintai Haryo dan berharap pria 21 tersebut balik lagi ke dirinya. Hal ini diperkuat dari isi buku diary dan keterangan kakaknya.
Dari sini lah, polisi lantas tak lama mengamankan Haryo. Saat diperiksa, Haryo ternyata mengakui semua perbuatan kejinya telah menghabisi Eva dan Siti Aliyah.
Dari penuturan Haryo, sebelum menghabisi dua korban, ia sempat menelepon untuk janjian bertandang ke rumah Eva dengan alasan hendak meminjam uang. Gayung bersambut, Eva bersedia menemuinya sore itu.
Haryo saat itu diterima di teras rumah dan berbincang. Haryo lantas mengutarakan niatnya yang ingin meminjam uang Rp 500 ribu untuk membayar cicilan motornya.
Saat itu, Eva lalu menyinggung pacar baru Haryo yang berstatus janda anak satu. Rupanya pembahasan pacarnya itu membuat Haryo tersinggung. Ia lantas berniat menghabisi Eva saat itu juga.
Tak lama, setelah perbincangan singkat itu, Eva lantas naik ke kamarnya di lantai 2 hendak mengambil uang yang hendak dipinjam Haryo. Kesempatan itu lah kemudian digunakan Haryo untuk menghabisi Eva. Kebetulan, saat itu rumah tengah sepi.
Namun saat hendak naik ke lantai 2, Haryo melihat Aliyah tengah memasak. Haryo yang telah gelap hati menghabisi Aliyah dengan menghantam kepalanya menggunakan tabung gas dan menikamnya dengan pisau dapur. Perempuan 79 tahun itu pun tewas bersimbah darah.
Puas menghabisi Aliyah, Haryo lantas naik menuju kamar Eva. Tanpa banyak bicara Haryo langsung menusuk Eva dengan membabi-buta mantan kekasihnya itu hingga ambruk.
Sebelum keluar, Haryo masih sempat membersihkan cipratan darah di tubuhnya. Ia lantas mengambil telepon seluler, kamera poket, dan uang Rp 70 ribu milik Eva dan buru-buru pergi meninggalkan rumah.
Tragedi ini meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga Syarief Wijaya. Yang membuat heran lagi pelaku pembunuhan brutal itu adalah Haryo yang selama ini dikenal sebagai pria santun.
Haryo sendiri menyesali perbuatannya di hadapan penyidik. Namun nasi sudah menjadi bubur. Haryo lantas dijerat dengan Pasal 340 KUHP dan 365 KUHP tentang pembunuhan berencana dan pencurian dengan kekerasan.(detik )