KORPS NUSANTARA

KORPS NUSANTARA

4 Kota Lain Menjadi Ibu Kota Indonesia Selain Jakarta, Adakah Kota Anda Jadi Ibu Kota Indonesia Simak Yuk!

Diterbitkan Kamis, 26, Oktober, 2023 by Korps Nusantara

Monumen Nasional Ibu Kota Jakarta

JAKARTA – Selain Jakarta, rupanya ada beberapa kota yang pernah menjadi ibu kota negara Indonesia.

Adapun beberapa kota yang pernah menjadi ibu kota negara Indonesia itu disebabkan faktor krusial dan darurat.

Tal ayal, demi sebuah kedaulatan, sejumlah kota terpaksa menjadi ibu kota negara Indonesia walau sesaat.

 

1. Yogyakarta, DIY

Yogyakarta, DIY

Setelah merdeka, Indonesia tercatat tidak mudah menjalankan pemerintahannya, mengingat agresi militer Belanda masih bercokol.

Karenanya, kedaulatan negara memaksa Indonesia memidahkan pusat pemerintahan dengan alasan keamanan.

Tak ayal, Yogyakarta menjadi pilihan menjadi ibu kota pengganti Jakarta pada 4 Januari 1946 setelah mendapat tawaran dari Sultan Hamengku Buwono IX.

Yogyakarta kembali menjadi ibu kota negara setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949 dengan sistem pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) sampai tahun 1950.

 

2. Bukittinggi, Sumatera Barat

Bukittinggi, Sumatera Barat

Kota Bukittinggi, Sumatera Barat juga sempat menjadi ibu kota negara Indonesia selain Yogyakarta.

Setelah ibu kota Indonesia dipindah ke Yogyakarta, rupanya agresi militer II Belanda membuat Soekarno dan Hatta tertangkap.

Sontak Soekarno memberi mandat kepada Menteri Kemakmuran, Syafruddin Prawiranegara guna membentuk pemerintahan darurat. Akhirnya, Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dibentuk dengan presiden Sjafruddin Prawiranegara pada 22 Desember 1948 yang beribu kota di Bukittinggi.

Tepat pada 13 Juli 1949, masa PDRI dibubarkan dan kembali lagi ke Yogyakarta dengan Soekarno dan Hatta sebagai pemimpin.

 

3. Bireuen, Aceh

Bireuen, Aceh

Selain Bukittinggi dan Yogyakarta, rupanya kota Bireuen di Provinsi Aceh sempat menjadi ibu kota negara pada 18 Juni 1948 selama seminggu.

Hal itu tepat pada saat gencarnya agresi militer Belanda sehingga presiden Soekarno harus tinggal di rumah Kolonel Hussein Joesoef.

4. Pangkal Pinang, Bangka Belitung

Pangkal Pinang, Bangka Belitung

Pada saat dibentuknya PDRI di Bukittinggi, rupanya pihak Belanda tidak mau berunding dengan syafruddin Prawiranegara.

Belanda tetap ngotot hanya ingin berunding dengan pemimpin Indonesia seperti Soekarno yang sudah diasingkan sejak 22 Desember 1948-Juli 1949.

 

Kebetulan Soekarno dan Agus Salim ditempatkan di Wisma Ranggam, Bangka Belitung, sehingga perundingan tetap berlangsung di sana.

Namun kemudian, perundingan dipindahkan ke Pangkal Pinang di lokasi yang kini menjadi Museum Timah Indonesia.

Sebagai catatan, ketiga dari ibu kota selain Jakarta itu adalah diakui seara de facto sebagai pusat pemerintahan untuk tempo sesaat.* ( hops/korpsnusantara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *