AKU TAKUT : Sang Proklamator Mengaku Banyak Berbuat Kesalahan, Saat Wawancara Soekarno Paska G30SPKI
Diterbitkan Rabu, 11, Oktober, 2023 by Korps Nusantara
JAKARTA – Di balik segudang jasa presiden pertama Republik Indonesia Soekarno terhadap bangsa ini, rupanya Sang Proklamator itu pernah mengakui begitu banyak kesalahan yang pernah diperbuat.
Bahkan Soekarno pesimis, apakah dirinya akan masuk ke surga atau masuk ke neraka kelak setelah ia wafat. Meski memang, manusia akan dimasukkan ke dalam surga atau neraka merupakan mutlak keputusan Tuhan.
Ucapan tersebut pernah dilontarkan Soekarno pada saat dirinya diwawancara oleh seorang reporter dari luar negeri, Cindy Adams. Dengan ekspresi santai, Bung Karno menjawab berbagai macam pertanyaan dari sang wartawan itu.
“Apakah anda pernah melakukan kesalahan Pak Presiden?” tanya Cindy Adams ke Bung Karno, seperti dikutip dari channel YouTube Hendri Teja yang mengunggah ulang wawancara (1966) tersebut, pada 22 Juni 2023.
Mendengar pertanyaan tersebut, dengan tenang Soekarno mengaku bahwa dirinya sangat banyak melakukan kesalahan.
“Tentu saja. Banyak, banyak kesalahan, sehingga terkadang aku takut,” jawab Bung Karno.
Atas banyaknya kesalahan yang pernah dibuat, Soekarno ragu, apakah kelak dirinya ditempatkan di surga atau neraka.
“Akankah Tuhan mengizinkanku masuk surga, atau akankah Dia menetapkanku masuk neraka?” lanjutnya.
Cindy Adams kemudian kembali menegaskan sebuah pertanyaan kepada Sang Proklamator, apakah Presiden pertama RI itu akan dimasukkan ke dalam surga para umat Islam kelak?
“Apakah anda berpikir, Anda akan dimasukkan ke dalam surganya umat Islam (kelak)?” tanya Cindy ke Bung Karno.
Sambil tertawa, ayahanda Megawati Soekarno Putri itu hanya memberikan jawab sederhana, “Saya tidak tahu. Itu tergantung Tuhan.” Soekarno
Soekarno yang merupakan presiden pertama RI sekaligus Sang Proklamator, memiliki banyak jasa dalam memerdekakan bangsa ini.
Bung Karno, sebagaimana sapaan akrabnya, dikenal sebagai sosok yang sangat ahli dalam negosiasi politik, orasi, dan bernyali besar.
Sayang, diakhir masa jabatannya sebagai presiden, pamor Soekarno kian buruk dimata masyarakat pasca Gerakan 30 September yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965.
Tahun 1968, Soeharto diangkat sebagai presiden kedua Republik Indonesia menggantikan Bung Karno Sang Proklamator.* ( hops/korpsnusantara )