KORPS NUSANTARA

KORPS NUSANTARA

Soekarno Nekat Nikahi Siti Oetari Diusia 20 Tahun, Tersiar Sempat Dianggap Kafir

Diterbitkan Kamis, 28, September, 2023 by Korps Nusantara

Soekarno dan Siti Oetari. (Tangkapan layar YouTube Hendri Teja)

JAKARTA – Pernikahan Presiden Soekarno dengan istri pertamanya, Siti Oetari agaknya menyisakan tanda tanya besar lantaran keduanya memang jarang terekspos.

Terlebih, rumah tangga yang diarungi Soekarno dan Siti Oetari bisa dibilang cukup singkat yakni hanya berjalan sekitar dua tahun.

Kendati begitu, momen pernikahan Soekarno dan Siti Oetari rupanya menyimpan cerita unik tersendiri yang tak banyak orang tahu.

Pasalnya, presiden pertama Indonesia itu sempat dituding kafir lantaran mengenakan dua benda yang kala itu dilarang oleh syariat. Seperti apa? Simak ulasan berikut.

Soekarno dianggap kafir karena pakai 2 benda ini

Diketahui, Soekarno dan Siti Oetari menikah pada tahun 1921, yang mana kala itu Bung Karno baru genap 20 tahun sedangkan Oetari berusia 16 tahun.

Digadang-gadang, pernikahan keduanya terjadi bukanlah atas dasar rasa cinta melainkan lantaran sebuah perjodohan.

Bung Karno mantap menikahi Oetari hanya karena rasa hormatnya kepada Haji Oemar Said Tjokroaminoto yang merupakan guru sekaligus ayah dari istrinya.

Alhasil, selama dua tahun pernikahan, Soekarno tidak pernah menyentuh Oetari dan tetap menjaganya dalam keadaan suci.

Kendati begitu, pernikahan tetaplah pernikahan, keduanya juga merasakan penuh ujiannya perjalanan mereka menuju halal.

Baca Juga: Jelang tanggal 17 Agustus, konon katanya rumah perumusan teks proklamasi Soekarno sering wangi menyengat

Salah satunya Soekarno yang sempat ditolak melaksanakan pernikahan oleh penghulu setempat karena mengenakan jas dan dasi.

Seperti diketahui, jas dan dasi merupakan dua benda yang dipandang sebagai budaya barat sekaligus simbol orang kafir.

“Waktu itu, penghulu enggan menikahkan karena Soekarno memakai jas dan dasi,” kata Bonnie Triyana, dikutip dari Suara pada Kamis, 28 September 2023.

Mendapati dirinya dianggap kafir dan tidak diperbolehkan menikah, Soekarno tak terima karena memperoleh stigma demikian hanya karena mengenakan jas dan dasi.

“Kata Bung Karno, ‘saya lebih baik batal kawin kalau begitu’,” lanjutnya menirukan perkataan Soekarno.

Terdengar seperti ancaman, pernikahan Soekarno dan Siti Oetari kemudian tetap berlanjut. Namun sayang, rumah tangga keduanya justru kandas setelah 2 tahun bersama.***(hops)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *