18 Maiordomo Desa Lewolaga, Jalani Ritual Pahang Tunu
Diterbitkan Kamis, 6, April, 2023 by Korps Nusantara
Lewolaga – Ratusan warga Desa Lewolaga, Kecamatan Titehana Kabupaten Flores Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur
melaksanakan ritual Pahang Tunu jelang H-1 prosesi Jumad Agung, Kamis, 6 April 2023.
Ritual tersebut dilaksanakan untuk membuat pagar yang akan digunakan untuk mengikat lilin sepanjang jalan yang akan digunakan selama prosesi Jumad Agung dan telah menjadi tradisi setiap tahun di hari Kamis atau tepatnya di hari Kamis Putih.
Diketahui, proses berlangsungnya ritual Pahang Tunu dikoordinir oleh ke 18 Maiordomu dari 6 Armida yang ada, dimana setiap Armida terdapat 3 orang Maiordomu.
Salah satu Maiordomu, Ambrosius Lawe Hera, kepada media membenarkan hal tersebut saat ditemui disela-sela kegiatan Pahang Tunu.
“Kami 18 Maiordomu melakukan persiapan mejalani proses ini selama kurang lebih setahun, terhitung sejak tahapan pencabutan lilin pergantian Maiordomu tahun sebelumnya”, ucapnya.
Selain itu Asis, sapaan akrabnya juga menjelaskan tahapan proses pengerjaan Pahang Tunu.
“Pahang Tunu adalah tahapan menikam atau menancapkan batang kayu Kukung sepanjang jalan, kemudian disekitar Armida (tempat persinggahan) diikat juga dengan bilahan bambu (lat) untuk mengikat lilin”, jelasnya.
Lanjutnya, untuk tahapan mengikat lilin terjadi pada hari jumad sore sebelum prosesi Jumad Agung.
Sementara Bernadus Kelasa, salah seorang konferia mengatakan bahwa kegiatan ini dulunya dilakukan dengan 3 armida (tempat persinggahan) dari suku- suku yang pertama mendiami Lewolaga yaitu armida Kelasa (D’clas), armida Bentu dan armida Kabele’en Lewoema.
Seiring berjalannya waktu sehingga semakin banyak warga yang menetap di Lewolaga maka armida –armida ini ditambah lagi sehingga menjadi 6 armida dengan pembagian yakni armida pertama dari suku Kabele’ng Kun De, armida kedua dari suku Kelasa (D’clas), armida ketiga dari suku Kabele’ng Sani Oneng, armida keempat dari suku Bentu Merpi, armida kelima dari suku Kabele’ng De’Ornay dan armida keenam dari suku Bentu Kromen Nuhon.
“Suku- suku dari keenam armada inilah yang dinamakan Perpetu (pemilik armida). Para perpetu mempunyai lilin besar yang dipasang pada setiap perayaan Paskah. Sedangkan beberapa suku lain yang mendiami Desa Lewolaga tidak mempunyai armada namun mereka mengambil bagian dalam kegiatan ini,” Jelas Bernadus Kelasa