MEDIA KORPS NUSANTARA

MEDIA KORPS NUSANTARA

Kasus Dugaan Kakek Di Telanjangi, Polsek Noemuti Pertemukan Para Pihak

Diterbitkan Selasa, 15, November, 2022 by Korps Nusantara

Kedua Pihak Dipertemukan Dan Beri Klarifikasi Terkait kasus dugaan Menelanjangi Seorang Kakek di Polsek Noemuti

KEFA – Baru-baru ini publik dihebohkan dengan pemberitaan terkait seorang kakek yang diduga dipaksa telanjang lalu dibuatkan video lalu di viralkan.

Aksi heboh itu diketahui publik seteleh anak dari korban menyampaikan pernyataan di media dan meminta kepada aparat desa setempat untuk segera menyelesaikan persoalan itu.

Video viral yang diduga direkam oleh AK (23) pemuda asal Desa Kiuola Kecamatan Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) terhadap MK (60) seorang kakek asal desa yang sama juga.

Setelah berita tersebut viral, aparat kepolisian Polres TTU melalui Polsek Noemuti mengubungi kepala desa setempat untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

Hingga kedua pihak baik pihak yang merekam maupun yang direkam dipertemukan di Mapolsek Noemuti untuk melakukan klarifikasi yang difasilitasi oleh Kapolsek Noemuti.

Kedua pihak mendatangi Mapolsek Noemuti,dan didampingi oleh keluarga dan juga Kepala Desa Kiuola Primus Rusae lalu melakukan klarifikasi.

AK (23) selaku perekam video kepada media ini menyampaikan permohonan maaf atas tindakannya yang mungkin merugikan banyak pihak.

“Sebenarnya video kemarin itu saya tidak ada maksud mau permalukan bapak tua. Saya minta maaf dan memang saya yang buat video,” ungkapnya.

Menurutnya, video yang dibuat itu atas kesepakatan mereka berdua.

“Video juga bapak tua tau, saya kasitau bapak tua baru kami buat video. Setelah buat video kami nonton dan katawa sama-sama juga abis itu kami dua pulang,” lanjutnya AK.

AK juga membantah jika diberitakan kalau dirinya memaksa MK untuk telanjang.

“Yang bilang pemaksaan itu jujur saya tidak paksa sama sekali. Saya dapat bapak tua di kali itu juga dia sudah dalam keadaan telanjang,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kejadian itu pada tanggal 07 November yang lalu.

“Itu video juga kami mau sama-sama baru buat. Untuk kaka Aurel dan kaka Bernadeta saya minta maaf. Saya tidak ada maksud apa-apa untuk bikin malu bapak tua,” ungkapnya.

Hal senanda juga disampaikan oleh MK selaku kakek yang di videokan itu mengungkapkan jika kejadian itu memang dirinya dalam keadaan mabok miras.

“Waktu itu saya dari sebelah kali memang saya mabok jadi saya langgar kali saya jatuh. Karena jatuh terpaksa saya ambil kain lalu saya pikul di bahu dan hanya pake CD dan baju saja,” ungkap MK.

“Waktu itu anak AK datang kebetulan dapat saya lalu dia bilang ‘lu telanjang saya video? lalu saya bilang ia. Lalu video abis dia muat bawa saya di motor kamu datang ke rabat. Sampai disana kami 2 duduk nonton itu video dan katawa-katawa abis kami pulang ke rumah masing-masing,” cerita MK.

Sehingga menurut MK, dirinya tidak mempermasalahkan video itu.

“Jadi itu video kami mau sama-sama jadi saya tidak permasalahan. Dan saya juga sudah maafkan AK dan dia sudah pergi ke rumah,” tambahnya.

Sementara Kepala Desa Kiuola, Primus Rusae mengungkapkan bahwa pada prinsipnya persoalan ini menjadi pelajaran berharga untuk masyarakatnya.

“Kita di Pemerintahan Desa sudah lakukan upaya dan dari tadi malam saya berusaha untuk hadirkan MK dan AK di Polsek,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa telah mendengar keterangan dari keduanya dan memang itu tidak ada paksaan.

“Yang sempat saya dengar tadi malam bahwa tidak ada pemaksaan dari siapa pun dan terkait dengan menelanjangi itu bukan,” akuinya.

Sedangkan Kapolsek Noemuti, Iptu I Wayan Guna mengungkapkan jika dirinya kaget dengan berita kejadian itu.

Menurutnya, kejadian itu sempat viral namun tidak sesuai dengan kenyataannya.

“Awalnya saya kaget juga baca berita kejadian itu, namun setelah di cek tidak ada unsur paksaan dari AK. Ini adalah bagian dari tugas kami sebagai polisi untuk bagaimana bisa memberikan kenyamanan,” ujarnya.

Ia pun mengungkapkan bahwa pihaknya pun memanggil kedua pihak lalu tanyakan kejadian itu dan memang itu diakui oleh AK bahwa dirinya yang membuat video itu.

“Bapak MK juga sudah kita tanyakan namun beliau akui kalau itu tidak ada unsur paksaan dan mereka juga mengakui kalau itu video dibikin hanya untuk hibur-hibur saja,” terangnya.

I Wayan juga menjelaskan bahwa pihaknya berupaya untuk bagai membantu menyelesaikan persoalan itu.

“Saya selaku kapolsek bagaimana membantu menyelesaikan permasalahan ini sehingga hari ini mereka sudah menyampaikan tidak ada yang berkeberatan untuk selesaikan persoalan ini secara kekeluargaan,” ungkapnya, ( * Mau*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *